DATANGI ANRI, KAPUSLITBANG POLRI HARAP JEJAK SEJARAH POLRI TEREKAM DENGAN BAIK

24 MEI 2021

Odoo image and text block

PUSLITBANG

Puslitbang.Polri.go.id - Kapuslitbang Polri Brigjen Pol Drs. Guntur Setyanto, M.Si beserta 5 (lima) Staff Puslitbang Polri datangi Kantor Arsip Nasional Republik Indonesia Gedung C lantai 4, yang beralamat di jalan Ampera Raya  no.7 , Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (24/5).

Kehadiran Kapuslitbang Polri beserta 5 (Lima) staf Puslitbang Polri  di Kantor Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dalam rangka  kunjungan kerja. Pada kunjungan ini Puslitbang Polri menjalin koordinasi kriteria, mekanisme dan  persyaratan  pengarsipan di Arsip Nasional dan mengenai dokumentasi arsip Polri untuk disimpan di Arsip Nasional.

Kapuslitbang Polri menjelaskan kepada pihak ANRI bahwa Polri memiliki jejak sejarah yang tidak tersimpan. Hal tersebut membuat Polri tidak mempunyai pahlawan nasional.

"Padahal jejak sejarah sangat penting, tidak hanya sekadar cerita. Ada kandidat pahlawan nasional seperti Mohamad Jasin, kemudian penancap bendera pertama kali di Irian Jaya adalah pelopor orang tua Irjen Pol. Drs. Rudy Sufahriadi (mantan Kapolda Jabar), penangkapan teroris santoso cs, dan korban personil Polri di Papua serta perjalanan diplomasi pemolisian di kancah dunia", ungkap Kapuslitbang Polri.

Brigjen Pol. Guntur Setyanto menyampaikan bahwa kini rekam jejak mantan Kapolri terekam baik. Seperti Mantan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Dai Bahtiar, M.H. dan Jenderal Polisi Prof. DR. Tito Karnavian M.Si. yang terekam jejaknya di kalangan internasional karena dedikasi dan keilmuannya.

Sestama ANRI Drs. Imam Gunarto, M.Hum. menjelaskan bahhwa MoU antara ANRI dengan Polri sedang diperpanjang sekitar 2 bulan lagi sehingga kerja sama dengan Puslitbang dapat ditindaklanjuti.

"Jejak Sejarah Polri di ANRI masih terbatas, perlu adanya wawancara orang bersejarah di Polri untuk pembaruan informasi tentang sejarah Polri. Namun Polri juga harus menyerakan arsip sejarah sehingga tercatat di ANRI," kata Sestama ANRI.

Dir Kearsipan Pusat ANRI, Azmi juga menyatakan perlu adanya informasi keberlanjutan. " Harus ada masukan informasi yang berkelanjutan. Selain itu untuk pengarsipan sejarah bisa langsung berjalan tanpa harus menunggu MoU," terangnya.